Codehill

Minggu, 30 Oktober 2011

Debu Juga Bisa Sebabkan Kematian

Anda yang tidak pernah merokok, bukan berarti bebas dari resiko kanker paru-paru. Orang yang hidup di daerah dengan tingkat polusi udara yang parah ternyata juga menderita kanker paru-paru 20 persen lebih tinggi dibandingkan orang yang hidup dengan udara bersih.  Meskipun merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru-paru, sekitar satu dari 10 orang yang menderita paru-paru mengaku tidak pernah merokok.

Partikel halus dalam polusi udara, dapat mengiritasi paru-paru dan menyebabkan radang. Hal ini diperkirakan oleh para ahli menjadi faktor risiko untuk kanker paru-paru. Perkiraan sebelumnya, banyak nonperokok yang menderita sakit kanker sekitar 14-21 dari setiap 100 ribu perempuan dan lima sampai 14 dari setiap 100 ribu laki-laki.

Dalam sebuah penelitian, Michelle Turner, mahasiswa pascasarjana di University of Ottawa meneliti lebih dari 180 ribu nonperokok selama 26 tahun. Para peserta yang diteliti tinggal di seluruh 50 di negara bagian Amerika dan di Puerto Rico. Sepanjang masa studi, ternyata 1.100 orang meninggal karena kanker paru-paru.  Turner dan rekan-rekannya memperkirakan berapa banyak polusi udara yang biasa mereka hirup dalam satuan mikrogram partikel per meter kubik udara.
Tingkat polusi di lokasi yang berbeda berkisar dari sekitar enam sampai 38. Tingkat menurun dari waktu ke waktu, tapi diperoleh rata-rata tingkat polusi sekitar 21 unit 1979-1983. Pada tahun 1999-2000 meningkat menjadi 14 unit. Seluruh masa studi, rata-rata tingkat polusi sekitar 17 unit.
Setelah tim memperhitungkan faktor risiko lain seperti asap dan radiasi, mereka menemukan bahwa setiap 10 unit tambahan udara yang terkena polusi, potensi terkena kanker paru-paru meningkat sekitar 15-27 persen.
Namun, menurut Francine Laden, profesor di Harvard School of Public Health, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, ia mengatakan tingkat kematian itu tidak membuktikan bahwa polusi menyebabkan kasus kanker. “Tapi ada banyak bukti bahwa paparan partikel halus meningkatkan kematian cardiopulmonary," kata Turner, seperti dilansir Reuters. Oleh karena itu, ia menganggap tingkat polusi udara  harus serendah mungkin.
Partikel halus polusi udara dapat melukai paru-paru melalui peradangan dan kerusakan DNA. Tim Turner menulis dalam laporannya, yang dipublikasikan dalam American Journal of Respiratory dan Kedokteran Perawatan Kritis.
Penelitian sebelumnya telah menyarankan kesimpulan yang sama. Sebuah studi orang di Cina, misalnya, menemukan peningkatan risiko kanker paru-paru dikaitkan dengan polusi udara dalam ruangan dari pembakaran batubara dan kayu untuk rumah panas (Reuters 7 Desember 2009). Beberapa penelitian di Eropa telah mengaitkan tingkat jelaga dan knalpot kendaraan untuk kanker paru-paru bagi non-perokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar