Codehill

Minggu, 03 Maret 2013

RUANG LINGKUP,METODE DAN PEMBAGIAN FILSAFAT


RUANG LINGKUP,METODE DAN PEMBAGIAN FILSAFAT
A.Ruang Lingkup Filsafat
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagai­mana.
Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih.
Akslologi llmu meliputi nilal‑nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke­nyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik‑material.
 Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingkup filsafat :
Ø  Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
Ø  Tentang ada dan tidak ada.
Ø  Tentang alam, dunia dan seisinya.
Ø  Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
Ø  Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
Ø  Tuhan tidak dikecualikan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat).


B. Metode dalam Filsafat
Adapun metode filsafat sebagai disiplin ilmu dan pendidikan mempunyai metode tertentu diantaranya sebagai berikut:
a. Perenungan (Contemplative)
Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya, misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan watak filsafat, yaitu memikirkan segalah sesuatu sedalam-dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun..
b. Deductive
Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat menggunakan semua metode agar saling komplimentasi, selain melengkapi.
Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya perkembangan berfikir seorang pribadi, melalui proses :
1. Tingkat indra
2. Tingkat ilmiah (rasional kritis, objektif, sistematis)
3. Tingkat filosofis (reflective thinking)
4. Tingkat religius                            




c.. Metode historis/ sejarah
Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
d.. Metode Ikhtisar
Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban.
e. Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu lalu dicari akibat-akibatnya
f. Metode Kombinasi
Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya
C. Pembagian Filsafat
a.Menurut Pendapat ahli
1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada zaman abad pertengahan membagi filsafat sebagai berikut :
Ø  Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu itu ada.
Ø   Bagian etika yang menentukan tata hidup.
Ø  Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.

2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat menjadi tiga bagian yaitu :
Ø  Ilmu fisika, tingkatan terendah
Ø   Ilmu matematika, tingkatan tengah
Ø   Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi
3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan filsafat praktek.
4. Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga lingkungan masalah, yaitu :
Ø  Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika, manusia dan lain-lain)
Ø  Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori pengetahuan, teori kebenaran, logika).
Ø   Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, yang bernilai berdasarkan religi).
5. Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam bagian sebagai berikut :
Ø  Masalah theologies.
Ø  Masalah metafisika.
Ø  Masalah epistimologi.
Ø  Masalah etika.
Ø  Masalah politik.
Ø  Masalah sejarah.
6. H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan sebagai berikut :
Ø  Logika
Ø  Metafisika
Ø  Ajaran tentang ilmu pengetahuan
Ø  Filsafat alam
Ø   Filsafat kebudayaan
Ø  Filsafat sejarah.
Ø  Etika
Ø   Estetika
Ø  Anthropologi.
7. Plato membedakan filsafat atas tiga bagian sebagai berikut :
Ø  Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian umum.
Ø   Fisika, tentang dunia materil.
Ø   Etika, tentang kebaikan.
8. Aristoteles membagi 4 cabang yaitu :
Ø   logika
Ø   filsafat teoritis
Ø   filsafat praktis
Ø  filsafat peotika
b. Pembagian filsafat menurut bagan induktif
a. Metafisika
Ø   Metafisika fundamental, yaitu kritikan
Ø  Metafisika sistematis, yaitu ontology dan theodyca
b. Filsafat tentang :
Ø  Alam, yaitu kosmologia
Ø  Manusia, yaitu anthropologi



c. Filsafat rasional-logika
Ø  Logika umum/formal, yaitu logika
Ø   Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan.
d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan
( 1 ) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)
Ø   Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus
Ø  Filsafat tentang agama
( 2 ) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia)
Ø  Bagian umum : filsafat kebudayaan
Ø  Bagian khusus : filsafat tentang bahasa, kesenian, hukum, pendidikan, manusia, dan lain-lain.
c. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif
Ø   Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan diri kita sendiri.
Ø   Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak ada bagaimanakah aku dapat berdiri di alun-alun dan sadar akan diriku sendiri.
Ø  Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku sendiri, mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek rohani. Tetapi berdiri di suatu tempat adalah aspek jasmani.
Ø  Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.
Ø  Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan setiap perbuatan itu apakah baik atau tidak baik, sesuai dengan kodrat saya atau tidak sesuai dengan kodrat saya.
Ø  Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai suatu kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas yang akhirnya terhadap Tuhan.

Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa bagian atau cabang yaitu :
Ø  Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau salah.
Ø  Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika dan hakikat yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.
Ø  Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang buruk.
Ø  Estetika, filsafat tentang pola cita rasa atau kreasi yang indah dan yang jelek.
Ø  Epistimologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan.
Ø Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat bahasa, filsafat kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat pekerjaan sosial dan sebagainya.

D.TEORI-TEORI KEBENARAN
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan  selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
A. Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya
        Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
Ø  Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia
Ø  Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio

Ø  Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
Ø  Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan
Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik psikologis..
B. Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
Ø  Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Ø  Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usaha pengujian atas arti kebenaran.
Ø  Teori Pragmatisme :Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medote problem solving dari dalam pengajaran.
Ø  Teori Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu
Jenis-jenis Kebenaran :
Ø  Kebenaran Epistemologi (berkaitan dengan pengetahuan)
Ø   Kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada/ diadakan)
Ø  Kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dan tutur kata)


4 komentar:

  1. Ada Kemajuan. Semoga Sukses ya YUDI

    BalasHapus
  2. wahh baguss artikel nya ka, bisa saling share nih,silahkan di klik link cara cepat meningkatkan daya ingat dengan otak kanan cara menghafal cepat

    BalasHapus
  3. wahh baguss artikel nya ka, bisa saling share nih,silahkan di klik link cara cepat meningkatkan daya ingat dengan otak kanan cara menghafal cepat

    BalasHapus