Codehill

Senin, 05 Desember 2011

Aliran Pendidikan progresivisme_Codehill



ALIRAN PENDIDIKAN FILSAFAT PROGRESIVISME
A.   Aliran Filsafat  Pendidikan Progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Progresivisme memandang bahwa lingkungan yang ada, baik yang mengenai manusia maupun yang lain tidak bersifat sama atau statis, tetapi selalu mengalami perubahan.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progresivisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, menyala, tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam pendidikan, progresivisme berpendapat bahwa pendidikan berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar "naturalistik", hasil belajar "dunia nyata" dan juga pengalaman teman sebaya. Pendidikan harus terpusat pada anak, bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progresivisme berpendapat bahwa peserta didik mempunyai kemampuan untuk bereksperimen dalam pengalaman hidupnya karena adanya bekal pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dan dimilikinya.
Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah:
Ø  William James (11Januari1842–26Agustus1910). James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
Ø   John Dewey (1859 - 1952). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
Ø  Hans Vaihinger (1852-1933) Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
B.   Epistimologi
Secara etimologi, 'epistemologi' berakar dari bahasa Yunani 'episteme' yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan, dan 'logos' yang juga berarti pengetahuan. Persoalan inti dari epistemologis adalah mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya.  Dalam pendapat lain, Epistemologi dikatakan sebagai suatu bidang filsafat nilai yang mempersoalkan tentang hakikat kebenaran, karena semua pengetahuan mempersoalkan tentang kebenaran,Epistemologi juga bisa dimaknai sebagai bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat.Dari beberapa pendapat mengenai pengertian epistemologi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kata epistemologis adalah sebagai pengetahuan mengenai pengetahuan yang sering disebut 'teori pengetahuan (theory of knowledge) guna memdapatkan kebenaran yang sebenar-benarnya.
            Ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu dengan secara langsung melalui sumber kemampuan indra, dan juga dengan cara tidak langsung, yaitu melalui penyimpulan akal pikiran. Berpijak dari kedua cara tersebut, dapat dinilai bahwa tingkat kepastian mengenai kebenaran tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pertama, 'kemampuan pengindraan' setiap orang. Tentunya kemampuan pengindraan dari setiap orang berbeda-beda, belum lagi dipengaruhi oleh posisi dan kepentingan masing-masing orang terhadap objek. Kedua, adalah juga bisa dipengeruhi oleh 'kemampuan akal pikiran' orang sebagai subjek., dimana tentunya kemampuan akal setiap orang adalah berbeda-beda. Oleh sebab itu guna untuk mengetahui kebenaran yang dapat dipercaya, maka cara mengetahui kebenaran melalui pengindraan hanya bisa dilakukan dengan cara mengembalikan sikap objektif subjek terhadap objek.
C.   Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme Ditinjau Dari Segi Epistimologi
          Pandangan secara epistemologi, pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kekuasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun dengan tidak langsung, melalui catatan (buku-buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar persiapan menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus disesuaikan dan dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa, aliran ini berpendapat, untuk memperoleh pengetahuan, anak haruslah progress dan dinamis. Ini bisa diaplikasikan dengan menggunakan metode-metode, diantaranya adalah dengan metode belajar aktif, metode memonitor kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah dan juga pemerintahan pelajar (student government).
.